Desa Gunungsari merupakan desa dengan beragam potensi dan prestasi
desa yang membanggakan. Beragam potensi desa tersebut meliputi pertanian,
perikanan, peternakan dan industri kerajinan kayu ukir.
Kegiatan pertanian merupakan kegiatan yang paling
memdominasi karena Hampir sebagian besar masyarakat desa Gunungsari menggantungkan hidupnya dalam kegiatan
pertanian khususnya sawah, Kegiatan pertanian di Desa Gunungsari terbilang
cukup maju dan terpadu, penggunaan sistem legowo dan penerapan SRI telah
dilakukan di desa ini. Hal ini tidak lepas dari peran dan campurtangan gabungan
kelompok tani dalam hal mendorong petani untuk penarapan SRI. Salah satu hal
yang paling terlihat adalah Penerapan sistem LEISA oleh petani dengan penambahan
bahan organik seperti kompos yang berasal dari sisa jerami.
Pembibitan ikan mas merupakan potensi lain setelah
kegiatan pertanian sawah. Waktu pembibitan yang relatif singkat, perawatan yang
mudah, pasar yang masih cukup lebar dengan mebuat bisnis perikanan menjadi
salah satu alternatif kegiatan mata pencaharian bagi masyarakat desa
Gunungsari.
Potensi lain adalah peternakan unggas seperti ayam
dan bebek. Peternakan ayam pedaging atau broiler banyak dikembangkan juga oleh
masyarakat, hal ini tidak lepas dari berdirinya sebuah pabrik agro yang
terletak di dusun susukan desa gunungsari, pabrik agro sendri merupakan pabrik
penetasan ayam broiler, sehingga para peternak dengan mudah untuk membeli anak
ayam untuk dibesarkan dengan Peternakan bebek selain untuk dijual dagingnya
adalah penggunaan telornya sebagai bahan baku pembuaatan telor asin dengan
berbagai aroma, tetapi jumlah bebek yang bertelur semakin berkurang sehingga
pembuatan telor asin di desai ini rasanya masih kembangkempis karena
keterbatasan bahan baku.
Industri kerajianan patung kayu dan ukiran
berbentuk hewan dari desa gunungsari juga telah berhasil menembus pasar
domestik maupun pasar internasional seperti Singapura dan Eropa, hal ini dapat
terlihat dari kekhasan dan keunikan ukiran patung tersebut.
Berbagai
potensi yang dimilki oleh desa gunung sari kemudian mengantarkan desa ini
sebagai desa mandiri gotongroyong dan desa peradaban tingkat provinsi tahun
2010 dengan dana hibah pembangunan mencapai Rp1,000,000,000.00.selain prestasi
di tingkat desa gabungan kelompok tani juga mendapatkan beberapa penghargaan
dan dan bantuan untuk pembangunan pertanian dari bank dunia dalam program FEATI
(…).
Banyaknya potensi dan penghargaan yang dimilki desa
Gunungsari tidak membuatnya lepas dari berbagai maslah khususnya pertanian. Masalah
utama yang dihadapi desa ini adalah masalah air. Air merupakan faktor pembatas
bagi kegiatan pertanian dan perikanan. Kesulitan air di musim kemarau khususnya
akibat tidak adanya sumber air terdekat untuk pengairan. Upaya penanggulannya
dilakukan dengan penggunaan sumur pantek dan penggunaan mesin penyedot air yang
beraktivitas sepanjang waktu. Kurangnya air pada masasa pengisian malai akan
menyebabkan pengisian malai tidak sempurna dan masa panen bertambah.
Masalah lain yang dihadapi adalah masalah sampah. Tidak
adanya tempat pembuangan akhir sampah membuat banyak warga mebuang sampah di
sungai, di kebun tanpa pembuatan lobang sampah dan pengurukan, juga dilakukan
pembakaran sampah. Sistem pemilahan sampah anatara anorganik dan organik juga
belum sepenuhnya dipahamioleh masyarakat.
Pembakaran jerami masih menjadi masalah dalam
pengelolaan jerami padi, program kompos jerami yang dilaksanakan oleh gapoktan
ternyata belum sepenuhnya dapat dilaksanakan oleh petani.
Pekarangan yang belum teroptimalkan dengan masih
banyaknya lahan kosong yang dapat dimanfaatkan serta pembuatan paving atau
plesteran semen pada lahan pekarangan sangat disayangkan karena dengan
pengoptimalan pekarangan kebutuhan gizi dan kenyamanan dapat terpenuhi.
Orientasi lapang mengenai kondisi desa Gunungsari
yang telah dilaksanakan menghasilkan beberapa program KKP 2012 di desa
gunungsari yang dilaksanakan selama kegiatan berlangsung meliputi program
pemetaan sawah, penyluhan pekarangan sehat, pembibitan pepaya, cabai di sekretariat
kelompok tani, penyuluhan cinta pertanian pada anak-anak PAUD dan percontohan
pekarangan sehat di posyandu.
Pemetaan sawah adalah pendataan sawah hasil
kerjasama antara bimas 21 dengan ipb. Pemetaan sawah ini juga dimanfaatkan
sebagai sarana berinteraksi dan melakukan pendekatan dengan petani, mengenai
permasalahan yang dihadapi petani.
Penyuluhan pekarangan sehat mendorong dan mengajak warga
mengintensifkan pekarangan dengan penanaman toga, sayur, buah dan tanaman hias
juga penerapan vertikultur bagi lahan-lahan yang telah di plester. Penyuluhan
ini juga menerangkan tentang pembuatan dan penggunaan PGPR sebagai penyubur
tanah, dan pembuatan lubang resapan biopori sebgai penyimpan cadangan air dan
alternatif sampah organic rumah tangga pada
lubang dengan dimeter 10-15 cm dan kedalaman satu meter agar terdekomposisi
menjadi kompos yang dapat dimanfaatkan di pekarangan.
Percontohan pekarangan sehat dilaksanakan di
posyandu, percontoha dilaksanakan di posyandu dengan harapan dapat menjadi contoh
bagi ibu-ibu sehingga mereka
Pelaksanaan pembibitan di secretariat gapoktan
merupakan bentuk kerjasama antara tim kkp ipb desa gunungsari dengan kelompok
tani. Hasil dari pembibitan ini akan di bagikan kepada masyarakat oleh kelompok
tani, sebab waktu yang cukup lama dalam pembibitan sebelum siap pindah tanam ke
lahan.
0 komentar:
Posting Komentar